12 Ide Internet of Things yang Terpilih di Acara IoT Academy Compfest 8
Tahun ini Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) kembali mengadakan kegiatan tahunan mereka yaitu Compfest. Acara yang pertama kali diadakan tahun 2009 ini sudah memasuki tahun kedelapan, dan untuk tahun terdapat beberapa kompetisi dan kegiatan, salah satunya yaitu tentang Internet of Things Academy (IoT Academy). Internet of Things Academy CompFest 8 adalah akademi Internet of Things pertama di Indonesia yang mengusung tema Smart City.
IoT Academy mulai dibuka pendaftarannya pada tanggal 30 Mei hingga 26 Juni 2016, dan selama dibuka masa pendaftaran telah masuk 22 pendaftar. Melalui proses penyaringan peserta maka terpilihlah sebelas grup serta satu individu yang lolos ke tahap selanjutnya yaitu masa pembekalan.
Para peserta yang lolos berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia baik swasta maupun negeri. Berlangsungnya acara IoT Academy didukung oleh beberapa perusahaan teknologi, seperti Intel, Makedonia, Jakarta Smart City, Cubeacon, serta tempat diadakannya pelatihan dan workshop yaitu kantor Kudo.
Pada tanggal 23-24 Juli 2016, dua belas kontestan yang lolos mengikuti wokshop design thinking yang diadakan di kantor Kudoplex 2. Para peserta diajarkan tentang bagaimana membuat sebuah produk IoT yang baik. Selain kegiatan workshop, para peserta juga mempresentasikan ide IoT yang sudah mereka buat. Berikut ini adalah dua belas ide IoT yang dipresentasikan.
Kiendi
Grup pertama ini datang dari kolaborasi antara mahasiswa Malang dan arek Surabaya yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November serta STIKI Malang (Ralat: kolaborasi terjadi antara mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang dan STIKI Malang). Mereka hadir membawakan sebuah ide tentang tempat minum pintar untuk programmer.
Implementasi dari ide tersebut adalah sebuah alat yang memiliki sensor untuk memperingatkan kita kapan harus meminum, berapa banyak air yang harus diminum, serta mendeteksi suhu pada sebuah ruangan dan tubuh kamu untuk mengetahui berapa banyak air yang harus kamu minum.
Mereka beralasan membuat ide ini karena pengalaman pribadi sebagai programmer yang sering kali saat sedang asyik memprogram lupa serta malas untuk minum, hanya karena sumber minum jauh dari jangkauan mereka.
NISS
Grup dari Surabaya ini membawakan sebuah solusi pada sebuah permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia, yaitu susahnya mencari tempat parkir. Mereka memberi nama solusi tersebut SmartParking.
Solusi yang kelompok ini tawarkan yaitu kita bisa memesan sebuah tempat parkir dari sebelum berangkat ke lokasi yang ingin dituju, kamu juga dapat memilih di lantai dan blok berapa kamu ingin memakirkan kendaraan. Hal ini dapat mencegah kamu kehabisan tempat parkir dari sebuah gedung yang ingin kamu tuju.
Anak Bawang
Tiga mahasiswa dari STMIK Teknokrat Lampung ini membawakan sebuah ide ke Compfest yang dapat mengingatkan kamu sebelum berkendara, mereka menyebutnya dengan “Penanggulangan Kecelakaan.”
Ide ini tercetus karena rasa keprihatinan mereka akibat kecelakaan di jalan raya yang sering terjadi karena para pengendara dihantui rasa kantuk dan dampak dari meminum alkohol. Mereka membuat alat tersebut dapat berfungsi memperingatkan pengendara jika badan lelah, alarm bagi pengendara yang dipengaruhi minuman beralkohol, serta melarang kamu berkendara apabila sedang dalam emosi yang tidak terkendali.
Expand
Mahasiswa asal Universitas Brawijaya ini juga membawakan ide yang hampir sama dengan grup NISS mengenai parkir pintar, namun solusi yang ditawarkan cukup berbeda.
Jika NISS membawakan solusi tentang memesan tempat parkir dengan memilih lokasi parkir sesuai keinginan, maka Expand hadir dengan menawarkan solusi mencari tempat parkir terdekat sesuai radius posisi pemesan berada. Selain itu jika kamu salah dalam memakirkan kendaraan bukan pada tempat yang dipesan, maka akan ada alarm peringatan yang berbunyi terus di tempat kamu memakirkan kendaraan.
Bteam
Grup yang berisi tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November membuat sebuah inovasi dengan nama SIKAT (Sistem Informasi Keadaan Alam Terbaru).
SIKAT berfungsi untuk memberikan informasi terbaru tentang kondisi alam di sekitar kamu, seperti memberikan kondisi cuaca secara real time yang terhubung di smartphone kamu dengan bantuan aplikasi. Hal ini sangat berguna bagi masyarakat pedesaan untuk meminimalisir kerugian dari hasil tanam mereka akibat cuaca yang berubah-ubah.
Bumble- B
Grup dari Universitas Gunadarma ini hadir dengan sebuah ide yaitu “pendeteksi kondisi bayi.” Mereka menemukan ide ini akibat keprihatinan terhadap seorang ibu yang selalu terjaga tiap malam karena mengurusi bayinya yang sering menangis.
Dari informasi penjabaran Bumble-B saat presentasi, alat ini bekerja dengan alarm yang berbunyi apabila ada kondisi yang tidak mengenakan terhadap sang bayi seperti kelembapan dan suhu pada sebuah ruangan, kondisi suhu pada bayi, serta pakaian yang digunakan sang bayi menganggu aktivitas tidurnya atau tidak.
Sarjana Muda
Peserta dari Universitas Indonesia ini membuat sebuah ide yang dapat membantu orang-orang desa ataupun pedalaman untuk mendapatkan penanganan saat sakit secara cepat, mereka menyebutnya rawat inap berjalan. Perbedaaan antara rawat inap di rumah sakit dengan rawat inap berjalan terdapat pada pihak instansi kesehatan yang akan datang ke rumah pasien lengkap membawa perlengkapannya.
Ide yang mereka bawakan bekerja dengan cara mengirimkan sinyal peringatan terhadap rumah sakit terdekat dari rumah pasien. Hal ini berguna bagi masyarakat jika akses antara sebuah desa menuju rumah sakit terbilang jauh, serta dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Aqua Link
Grup kedua dari Universitas Indonesia ini hadir dengan membawakan sebuah inovasi yang menarik, yaitu penyaringan air bersih dan layak pakai. Mereka menggagas ide ini akibat sulitnya mencari air bersih serta layak pakai di Indonesia.
Aqua Link menjelaskan, pipa penyaringan air ini dapat memisahkan air yang kotor dan bersih menjadi dua jalur bagian yag berbeda. Setelah dilakukan penyaringan air, keluaran dari air bersih tersebut bisa diketahui apakah layak pakai atau tidak dari sensor yang ditanam pada pipa.
Vektor
Kolaborasi antara Universitas Gunadarma serta Politeknik Negeri Jakarta ini membuat “tugas” para pekerja kebun binatang lebih mudah. Anggota pada grup ini menamakan sistem buatan mereka Smart Zoo. Smart Zoo merupakan sebuah sistem kebun binatang pintar di mana setiap kandang akan dilengkapi sensor ataupun sinyal pemberitahuan apabila terjadi suatu masalah.
Setiap kandang terkoneksi melalui internet serta terhubung dengan gadget para petugas, jadi semua petugas dapat mengetahui kondisi terkini pada sebuah kandang. Hal ini dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa yang dialami oleh petugas maupun pengunjung.
Frost
Grup dari Universitas Sriwijaya (Ralat: Universitas Brawijaya) ini membawakan sebuah ide tentang penanganan sebuah kebakaran. Alat ini dapat memberikan sinyal bahaya langsung ke kantor pemadam kebakaran terdekat saat terjadi sebuah kebakaran.
Hal ini dapat mencegah keisengan tentang kabar bohong kebakaran yang diterima oleh petugas. Selain itu ide ini memberikan keakuratan posisi di mana terjadi kebakaran. Hal tersebut berguna bagi pihak pemadam kebakaran untuk menuju lokasi dengan jalur tercepat.
Panda
Grup dari STMIK Teknokrat Lampung hadir dengan ide yang sama dengan grup Frost dari Universitas Sriwiyajaya (Ralat : Universitas Brawijaya), bedanya adalah kamu dapat mengetahui tempat pemadam kebakaran terdekat dari lokasi yang terbakar.
Selain mengirimkan sinyal peringatan kepada kantor pemadam kebakaran, sistem ini juga dapat memberikan sinyal kepada rumah sakit terdekat dari lokasi kebakaran. Hal tersebut untuk menangani korban dari kebakaran secara cepat, mereka mengatakan hal ini sering terlupakan saat terjadi kebakaran karena rata-rata orang hanya fokus pada lokasi yang terbakar bukan tentang keselamatan korban kebakaran.
Solo Player
Ada yang unik dari IoT Academy kali ini, yaitu terlibatnya sebuah grup yang hanya berisikan satu orang saja. Orang tersebut adalah Adityo, seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan.
Adityo datang jauh-jauh dari Kalimantan dengan membawakan sebuah ide tentang menangani kelupaan meminum obat. Adityo membuat ide ini dari pengalaman pribadinya yang sering lupa saat mau meminum obat. Menurut Adityo hal yang sering terlupakan adalah soal berapa kali obat harus diminum dan apa saja yang sudah diminum.
Adityo mengatakan, “alat melawan lupa ini juga dapat membantu berapa obat yang harus diminum perharinya, hal tersebut dapat membantu kamu jika ingin meminum obat setiap hari.”
Pada tanggal 6-7 Agustus 2016 nanti, para peserta akan diberi pelatihan mengenai pembuatan produk IoT. Selanjutnya pada tanggal 8 Agustus hingga 10 September 2016 adalah waktu untuk kedua belas kontestan dalam membangun ide yang sudah mereka presentasikan menjadi sebuah alat yang dapat berfungsi dengan baik.
Dari dua belas ide yang sudah duwujudkan, hasilnya akan diujikan dan dipresentasikan para perserta pada tanggal 18 September 2016. Nantinya setelah dipresentasikan dan diujikan, akan terpilih tiga grup yang menjadi juara dengan hadiah yang diperebutkan berupa uang tunai dengan jumlah yang masih dirahasiakan oleh pihak panitia serta perangkat bluetooth dari Cubeacon. Selain itu, semua kontestan juga akan mendapatkan development kit dari Cubeacon (Ralat: Gerai Cerdas).
(Diedit oleh : Mohammad Fahmi)
Komentar
Posting Komentar