Penjualan Smartphone Bekas dan Rekondisi Bakal Makin Berprospek Hingga 2020



Celah bagi pasar smartphone bekas?

pasar smartphone bekas IDC|tabel
Beberapa waktu lalu, lembaga riset  Gartner melaporkan bahwa penjualan smartphone dunia telah memasuki fase perlambatan. Pertumbuhannya tak akan lagi menyentuh angka dua digit.

Pada 2010, penjualan smartphone mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 73 persen. “Pasar smartphone tidak lagi bertumbuh seperti yang telah terjadi dalam tujuh tahun terakhir,” jelas Research Director Gartner, Roberta Cozza.

Masa pakai lebih lama

Perlambatan ini ditengarai lantaran pasar yang sudah jenuh di negara maju. Sembilan puluh persen pasar di sana sudah menggunakan smartphone. Alasan lain, kini smartphone memiliki umur pemakaian yang lebih lama. Di negara maju, rata-rata orang menggunakan satu smartphone selama 2,5 tahun.
Sementara untuk negara berkembang rata-rata menggunakan smartphone premium antara 2,2 hingga 2,5 tahun. Sementara untuk ponsel biasa, rata-rata digunakan selama tiga tahun atau bahkan lebih. Kebanyakan pengguna kini cenderung kurang tertarik untuk segera memiliki smartphone model terbaru.

Meski penjualan smartphone baru terus lesu, tapi pasar smartphone bekas dan hasil rekondisi (refurbish) diperkirakan akan meledak. Hal ini diungkap laporan IDC seperti dilansir The Register. IDC memperkirakan peningkatan ini terjadi lantaran ramainya program trade-in (menukar ponsel lama dengan ponsel baru) dan buyback (pembelian kembali kembali).
Penjualan smartphone bekas dan rekondisi pada 2020 diperkirakan mencapai 222,6 juta unit. Total nilai pasar ponsel berkas diperkirakan akan bernilai US$30miliar (sekitar Rp405 triliun). Ini berarti pertumbuhan tahunannya 22,3 persen jika dibandingkan 2015. Pada 2015, tercatat penjualan perangkat bekas dan rekondisi hanya 81,3 juta .
Berdasarkan riset IDC hingga Oktober 2016, pengapalan smartphone bekas dan rekondisi di Amerika Utara akan tumbuh 29,4 persen sampai tahun 2020, Sementara belahan dunia lain, mencatat pertumbuhan 20,4 persen.  Amerika Utara akan menguasai 24,8 persen pasar yang berarti menyumbang smartphone bekas sekitar 55,2 juta unit. Sementara belahan dunia lain mengambil pangsa pasar 75,2 persen dengan total 167,4 juta ponsel bekas.
Program Director, Mobile Device Technology and Trends IDC,   menambahkan, meledaknya pasar smartphone bekas dan rekondisi ini akan memengaruhi vendor  OEM, operator seluler, dan pemasok komponen. Meski demikian, potensi pasar smartphone bekas dan rekondisi tetap berpotensi menumbuhkan pendapatan dan meningkatkan pangsa pasar smartphone secara keseluruhan.

Klien VOPB:

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; US$1=Rp13.530)
sumber

Komentar

Populer

6 Jenis Investasi Online yang Bisa Kamu Gunakan di Indonesia

IDC: Oppo dan Vivo Jadi Produsen dengan Pertumbuhan Tertinggi di Awal Tahun 2017

Menabung Cyronium Rp.30.000,--terus tidur bisa....apa yang terjadi.

Blibli Sediakan Layanan Sewa Helikopter, Apakah Bisa untuk Mudik?

7 hewan abadi yang hidup di dunia

Adopsi Model Car-Sharing, HipCar Siap Bantu Atasi Kemacetan di Ibu Kota

Pemandangan Teori String

5 Pelajaran Karir yang bisa Generasi Millennial ambil dari Para Kreator